Ini adalah sebuah kisah kehidupan seorang pemuda yang berjuang menakhlukkan kegelapan didalam dirinya. Perjalanan hidupnya cukup berat, menghabiskan banyak waktu yang sia-sia hanya untuk membalas dendam. Terlebih lagi setelah seorang yang sangat ia percaya telah menghianatinya. Sehingga dirinya merasa semua orang pendusta hanya dirinya sendiri yang dapat ia percaya. Namun keadaan itu berubah setelah sekian lama ia mencari akhirnya ia menemukan jatidirinya. Dengan bantuan sahabat-sahabat baiknya ia melalui masa-masa yang sulit. Pandangan matanya yang suram menjadi lebih bersinar cerah seperti ketenangan malam. Dia mendapat warisan utama dari keluarganya yaitu mata yang dapat melihat masa depan. Namun setiap sesuatu yang istimewa pasti tidak mudah untuk mendapatkannya. Karena itu dia telah berada didalam pengaruh THE SHADOW OF TIME.
Kisah ini bermula dari seorang pemuda yang bernama Anwar. Dia adalah pemuda yang baik, berbakti kepada orangtua, disiplin dalam sekolah, dipandang baik oleh masyarakat walaupun ia dari kelas menengah kebawah, dan taat pada agama. Maka tak jarang ia mendapatkan pujian oleh orang-orang di sekitarnya. Dipandang secara fisik dia pemuda yang tinggi badannya, tampan wajahnya, putih kulitnya, teduh pandangannya, tegak badannya, dan lincah gerakannya.
Siang itu cuacanya panas, terik matahari begitu menyengat dan rumput dilapang terlihat gersang. Namun keadaan demikian tidak melenyapkan semangat kedua kesebelasan. Saat itu anwar sedang duduk bersama adiknya di sebuah bangku panjang dekat lapangan itu. Mereka berdua menyaksikan pertandingan kedua kesebelasan itu. Diantara pemain-pemain tersebut Anwar lebih banyak memperhatikan Musa, tetangga dekatnya. Diperhatikannya gerak-gerik Musa dari cara ia menggiring hingga caranya memasukkan bola kegawang. Tanpa ia sadari semua itu telah terekam baik di pikirannya. Hingga ia merasa jika dia bergabung dengan mereka ia pasti dapat memenangkan pertandingan.
Setelah pertandingan berlangsung lama, terlihat kedua kesebelasan telah kelelahan. Musa memperhatikan keluar lapangan ada anwar dan adiknya, lalu ia memanggil anwar untuk bergabung.
"Anwar !, kemarilah !"
"Dodi kamu istirahat dulu!"katanya
Anwar masuk kelapangan dan bersiap pada posisinya. Ketika dia mulai beraksi, dia ceroboh membiarkan gawang kemasukkan bola. Kemudian setelah itu, Anwar mulai menunjukkan kemampuannya. Dengan usaha keras dan kerjasama akhirnya mereka memenangakan pertandingan ini dengan skor 3-2. Amwar telah berhasil menunjukkan kebolehannya.
Keesokan harinya, Anwar menceritakan kemenangannya didepan kelas dengan bangganya.
"hai teman-teman aku menang !"
Padahal dia masuk kekelas paling awal ketika semua siswa belum berangkat dan terdengar suara jangkrik pada pagi yang masih sunyi itu.
Tiba-tiba Hadi masuk dengan mengucap salam. Anwar berlari kebangkunya dan segera duduk dengan sopan hanya tersenyum manis. Sebagai saudara muslim, Hadi mengeluh atas sikapnya.
"Anwar-anwar, ada orang memberi salam tidak dijawab tetapi kalau memberi jajan langsung nyerobot saja"
Anwar berkata
"itukan aku yang dulu"
"tetapi hak sesama muslim memberi dan menjawab salam"kata Hadi
"Alah, dalam kenyataannya kamu juga begitu. tak usah menasehatiku kalau ternyata kamu demikian"jawab anwar
Mendengar jawabannya hadipun kebingungan untuk menjawab. Dengan asal-asalan hadi menjawab.
"uh apa ya? ya sudahlah"
Karena keadaan telah demikian maka Anwar menjawab salamnya. Disebabkan ia adalah orang yang selalu menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekitarnya.
"Tenang Di, aku cuma bercanda saja"kata Anwar.
Tak lama dari pembicaraan itu, ada teman sekelas mereka datang tanpa memberikan salam. Dengan serentak mereka berdua menbentaknya.
"Keluar ! ulang dari luar ! pastikan kamu tidak lupa salam !"tegur mereka.
Dengan santai ia hanya menjawab
"ya, nanti aku akan meletakkan tas ini terlebih dahulu"
"tidak lama, hitungan kesepuluh ada konsekuensinya."Hadi mempertegas.
Anwar mulai menghitung dan ia segera keluar. Namun pada hitungan kesepuluh ia tidak kembali. Maka mereka mengambil tasnya dan digantungkan didekat pintu pada papan kelas.
Melihat perbuatan kedua temannya, Syihab sebagai ketua kelas menegur mereka. Perlahan dia menghampiri mereka dan mengucap salam seperti biasa. Lalu mereka menjawab salam itu.
"Anwar Hadi, mengapa kalian berbuat demikian. apakah kalian berdua tidak malu?"tegur Syihab
"Jadi begini Syihab si Parman tidak mau memberikan salam kepada kami"kata Anwar.
"lalu kami menyuruhnya mengulang kedatangannya harus dengan salam"kata Hadi
"namun diluar dugaan kami dia keluar dan pergi kekantin coba lihat sendiri"kata Anwar
"jadi kami melakukan ini sebagai peringatan untuknya"kata Hadi.
Dengan bijaksana Syihab menjawab "kamu tidak boleh memberi hukuman pada orang lain, karena sesungguhnya Allah akan membalasnya dengan adil"
Arman dan Hadi menunduk termenung, menyesali perbuatan mereka, seraya mengucap istighfar, dan berdoa,
"Wahai Tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami, karena kesalahan yang telah kami perbuat, dan kami pun mengetahui, sesungguhnya Engkau adalah Tuhan yang menerima taubat "
Syihab menenangkan mereka dengan kata "sesungguhnya kalian termasuk hamba yang beruntung, karena masih dapat menyadari kesalahan kalian. sudahlah kita masuk kelas, nampaknya bel sudah dibunyikan"
ketika akan masuk ke kelas, Anwar melihat teman perempuan baru datang, perempuan itu mengenakan jilbab, dengan rupa menawan nan berseri, meski tanpa olesan make-up diwajahnya yang indah itu, postur tubuhnya ramping serta tinggi, dia kerap menjadi lirikan oleh teman laki-laki satu kelasnya, Yasmin Annisa. Namun anehnya Anwar sama sekali tidak menginginkan perhatian lebih akan darinya seperti teman lelaki dalam kelasnya.
Saat itu juga Yasmin menyapa Anwar, "assalamu'alaikum, apa kabar Anwar?"
"wa'alaikumsalam, kabar baik" jawab Anwar tanpa sedikitpun keinginan untuk diperhatikan oleh Yasmin.
"Anwar aku mau tanya sama kamu" kata Yasmin.
"kau boleh tanya, tapi jangan menanyakan hal yang sulit untukku menjawabnya, mungkin sebentar lagi Pak Guru Soleh akan datang" Kata Anwar.
To Be Continue...